Pikiran Rakyat minggu 12 april 2009

Intip Potensi Anak Lewat Jari-jari

MENGETAHUI sifat, kepribadian, dan potensi anak atau orang dewasa sebenarnya tidak hanya melalui psikotes. Satu penemuan manusia mempermudah proses tersebut, yakni dengan membiarkan jari-jari dan fungsinya bercerita sendiri. Setidaknya ada dua ilmu tentang ini, yaitu dermatoglyphics dan grafologi. Yang satu memantau melalui sidik jari, sedangkan yang lain lewat tulisan tangan.
Kedua ilmu ini sebenarnya sudah dikenal lama, namun belum banyak yang mengetahuinya. Grafologi yang didasari ilmu psikologi misalnya, masih terbatas diketahui oleh kalangan psikolog. Di Bandung, Prof. Dr. John S. Nimpoeno dan Prof. Dr. Soetardjo Wiramihardja dari Universitas Padjadjaran (Unpad) adalah nama-nama yang dikenal sebagai pakarnya. Bergabung dalam lembaga psikologi bernama "NS", tempat ini menjadi favorit orang tua untuk melihat potensi anak-anak mereka melalui tulisan tangan. Bukan semata untuk anak, orang dewasa yang merasa terlibat masalah atau ingin mengembangkan potensi dirinya secara maksimal, juga mengirim tulisan mereka untuk ditelaah. Para pakar ini bisa membaca sifat, kepribadian, potensi hingga masalah apa yang dihadapi, plus solusinya.
Jaka Sumarwata (53) adalah salah seorang klien yang sudah pernah ditangani oleh Prof. Nimpoeno. Kasus Jaka diangkat oleh adiknya, Kusuma (47) yang "pusing" melihat sang kakak selalu terbelit masalah. "Tanpa sepengetahuan kakak, tulisan tangannya saya bawa ke Pak Nimpoeno," kata Kusuma bercerita.
Kusuma mengaku tercengang. Tanpa Kusuma bercerita sedikit pun Nimpoeno bisa mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi kakak tertuanya. "Tentang perseteruan dengan ayah kami, tentang hambatan dalam jiwa kakak, hingga kecerdasan luar biasa yang dimiliki kakak, bisa ditangkap dan dijelaskan begitu tepat," kata Kusuma. Pembeberan tersebut diikuti juga dengan langkah atau solusi yang dianjurkan dilakukan oleh Jaka.
Bukan ilmu nujum
Prof. Soetarjo menyebutkan ilmu melihat tulisan tangan terbagi menjadi dua jenis yaitu ilmu graphology dan psikografologi. Yang pertama tidak didasari dengan ilmu psikologis. Ilmu ini menangkap kesan atau tanda-tanda tulisan untuk dilaporkan secara deskriptif, misalnya tentang emosi atau kecerdasan seseorang. Sedangkan psikografologi, selain membaca tanda-tanda sifat, emosi, kepribadian, potensi diri, juga menganalisisnya secara psikologis, dengan kata lain lebih komplet.
"Tanda-tanda dari tulisan tangan dibaca dengan teori psikodinamik yang mampu memunculkan kepribadian dan sifat-sifat seorang, selain potensi diri. Bahkan bisa juga melihat penyakit seseorang," kata Sutardjo. Begitu tajam, akurat, dan memiliki kemampuan menerawang masa lalu hingga jauh ke depan, membuat sebagian orang bertanya "Apakah ini berkaitan dengan nujum?"
"Saya harap tidak," kata Soetardjo sambil tertawa. Soetardjo menjelaskan, untuk keperluan ini dibutuhkan setidaknya tulisan tangan sepanjang tiga perempat halaman kertas folio. Selain itu ada pula sebuah lembaran berisi huruf-huruf yang harus ditulis klien. Dengan data sesingkat ini, bisa diperoleh uraian panjang dari psikolog yang bisa menjadi titik awal langkah seseorang menuju masa depan yang lebih berkualitas.
Inilah salah satu yang menyebabkan mengapa biaya yang dibebankan kepada klien yang memilih tes psikografologi lebih mahal ketimbang psikotes biasa. Dengan minimnya data, banyak hal yang harus dilakukan oleh para psikolog ini. Sementara untuk menguraikan lembaran tes yang dilakukan peserta psikotes selama empat jam, lebih mudah. "Datanya jauh lebih banyak," ujar Sutardjo.
Sayangnya ilmu sepenting ini sekarang tidak banyak diadaptasi oleh generasi di bawah Nimpoeno dan Sutardjo. Menurut Sutardjo, yang banyak dipelajari generasi sekarang adalah graphology.
Sidik jari
Cara lain yang juga semakin populer adalah lewat sidik jari. Sidik jari yang dikenal di kalangan penegak hukum sebagai alat deteksi tersangka pelaku kriminal, kini dimanfaatkan juga untuk melihat potensi bakat dan minat anak.
Andrian Benny Hidayat, Research and Development Talents Spectrum, sebuah perusahaan jasa sidik jari yang bekerja sama dengan Melinda Hospital Bandung, menyebutkan landasan analisa sidik jari ini adalah ilmu dermatoglyphics yaitu ilmu yang membahas pembentukan pola sidik jari.
"Sudah berkembang lebih dari 200 tahun. Hanya, masing-masing penelitian berdiri sendiri. Misalnya penelitian di kalangan antropolog ditekankan pada studi antropologi, kedokteran dari sudut medis, dan kepolisian dari sudut forensik," jelasnya.
Penelitian berkembang sejalan dengan ilmu neuroscience dan psikologi modern. Perkembangan teknologi komputer sangat mendukung dan memunculkan software aplikasi untuk mengindentifikasi sidik jari dengan akurasi tinggi.
"Pemanfaatan ilmu dermatoglyphics untuk keperluan pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia baru gencar beberapa tahun belakangan ini, " kata Andrian. Tes ini bukan saja untuk anak-anak, juga manusia dewasa. Ilmu ini masuk dan diperkenalkan ke Indonesia, sekitar akhir tahun 2007.
Sidik jari sendiri adalah bagian tubuh yang tak akan dimiliki secara persis oleh dua orang berbeda. Kemungkinan sama dengan orang lain mencapai perbandingan 1 : 64 miliar. Diperlukan waktu hanya lima menit untuk memindai sidik jari. Alat dan teknologi yang digunakan adalah fingerprint scanner biometric system. Untuk memindai sidik jari digunakan scanner khusus sidik jari.
Kesepuluh jari dari dua tangan dipindai melalui scanner finger print dan direkam dalam format gambar. Setelah itu analis akan melakukan ekstraksi gambar dan penentuan titik-titik dan garis dalam gambar tersebut.
"Dari sisi sumber data, akurasinya bisa mencapai di atas 90% karena data yang digunakan bersifat valid dan stabil. Sebab sidik jari tidak akan pernah berubah," katanya.
Dari seorang klien Melinda Hospitals yang pernah mengikutsertakan anaknya dalam tes sidik jari diperoleh jawaban. "Saya lihat hasilnya memang sangat sesuai dengan apa yang saya amati pada anak saya selama ini," kata Kenanga (43) ibu rumah tangga. Ia baru saja mengikutsertakan anaknya Jojo (13), sebagai persiapan menuju sekolah menengah atas. Hasil yang terekam, selain menjadi bahan rujukan, juga menjadi landasan untuk membimbing anaknya, tentu saja setelah dikonsultasikan dengan psikolog dan dokter. (Uci Anwar)***

Comments

Anonymous said…
halo..
bisa ikutan FPT dari umur berapa ya?
berapa harga nya di melinda Hospital bandung?

thanQ
elsa said…
sebenarnya tidak ada batasan umur, karena bayi ketika lahir sudah mempunyai sidik jari. sebaiknya anak sudah berumur 2 th.
untuk harga di melinda hospital bandung harga Rp 500.000,- (termasuk pelayanan dokter anak dan psikolog. thx
lebih jelas contact langsung ke melinda hospital bdg

Popular posts from this blog

Lokasi & Kontak

Tes Bakat Minat Online -Tes Bakat Sidik Jari